Selasa, 02 September 2008

Menjebak ABG ke Ranjang Komersial

(W.DIOS)

Selagi kemiskinan masih mendera, jumlah anak yang dilacurkan akan meningkat. Jaringan yang abu-abu menjadikan bisnis seks ini sulit terlacak.


Perdagangan manusia (trafficking) merebak di berbagai negara. Anak-anak pun menjadi sasaran. Mereka dipekerjakan di berbagai industri, bahkan dilacurkan untuk kepentingan bisnis seks.

Di Indonesia, jumlah anak yang dilacurkan terus menggelembung. Tahun lalu Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat 748.817 anak dilacurkan. Semeter pertama tahun ini, 400.000 anak. “Memprihatinkan. Semester pertama ini jumlahnya sudah lebih dari separuh tahun lalu,” kata Ketua Umum Komnas Anak, Seto Mulyadi.

Pelacuran anak baru gede (ABG) terjadi di semua provinsi. Adayang dilacurkan di daerah setempat, ada juga yang dijual hingga ke luar negeri. April lalu, 3 anak perempuan asal Kota Semarang dibebaskan dari lokalisasi pelacuran di Marangkayu, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kaltim. Dua perempuan berusia 17 tahun dan seorang diantaranya dalam keadaan hamil 8 bulan, lalu seorang lagi berusia 14 tahun. Mereka terjebak ke lembah hitam di tanah seberang karena bujukan germo Mayang alias In yang akhirnya dibekuk Polres Kutai Kertanegara....*

*(Dikutip dari majalah SAUDAGAR edisi September 2008)

- Kembali ke Fokus September
- Kembali ke halaman Utama

Tidak ada komentar: